fbpx

Jenis Cek Lab Kehamilan Bagi Bumil

Jenis Cek Lab Kehamilan Bagi Bumil

Selamat ya buat bunda atas kehamilannya! Apakah bunda sudah melakukan serangkaian cek lab kehamilan? 

Wanita hamil harus menjalani setidaknya 4 hingga 5 tes laboratorium. Bagi mereka yang baru pertama kali hamil, tes ini bisa menjadi panduan untuk menjaga kesehatan agar tetap stabil. Pada dasarnya saat hamil, semuanya harus dikontrol, termasuk kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Nah, agar hal itu terjadi, ibu membutuhkan bantuan dari pemeriksaan laboratorium ibu hamil dan dokter kandungan.

Inilah beberapa tes laboratorium yang penting bagi ibu hamil lakukan!

Tes Golongan Darah

Tes pengambilan darah merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium yang harus ibu hamil lakukan. Tujuan tes golongan darah ini untuk memeriksakan kesehatan ibu dan mengetahui kondisi apakah terdapat kelainan pada janin. Menurut Family Doctor, ibu hamil sebaiknya menjalani tes ini pada kunjungan pertama untuk mengecek golongan darah dan tekanan darahnya.

Dengan mengetahui golongan darah, dapat membantu bunda jika membutuhkan transfusi sewaktu-waktu mengalami pendarahan hebat selama kehamilan atau persalinan. Jika rhesus bunda berbeda dengan janin, maka bunda akan mendapat suntikan imunoglobulin untuk mencegah produksi antibodi yang dapat menyerang darah janin. Pemeriksaan laboratorium untuk ibu hamil dilakukan dalam hal ini pada bulan pertama kehamilan.

Cek Kadar Gula Darah

Tujuan pemeriksaan laboratorium ini adalah untuk mengetahui kadar gula darah pada ibu hamil dan biasanya dilakukan diantara usia kehamilan 24 hingga 28 minggu. Tes ini harus dilakukan di awal kehamilan jika bunda memiliki penyakit diabetes. Biasanya diabetes ini bisa disebabkan oleh beberapa seperti faktor keturunan atau pola makan. Dengan melakukan tes ini, maka bunda dapat melakukan pengobatan secara cepat dan tanggap. Sehingga kesehatan ibu dan janin pun terus terjaga.

Baca Juga  Tanda Air Ketuban Cukup & Kondisi yang Tidak Normal, Catat!

Pemeriksaan Penyakit Infeksi

Melalui pemeriksaan darah yang dilakukan pada awal trimester, bunda juga dapat mengetahui jika memiliki penyakit yang dapat menyerang ibu dan janin. Tes laboratorium untuk jenis kehamilan ini juga dapat memberi tahu jika bunda memiliki kondisi tertentu, termasuk penyakit menular seksual seperti HIV atau hepatitis B. 

Seringkali pemeriksaan yang dilakukan adalah hepatitis B, hepatitis C, HIV, rubella, dan sifilis. Jika ibu hamil mengidap HIV, pengobatan medis akan dilakukan untuk mengurangi kemungkinan penularan HIV ke janin.

Tes Hemoglobin

Kondisi kurang darah atau anemia juga sering menyerang ibu ketika sedang hamil. Kondisi  ini disebabkan oleh peningkatan volume darah. Anemia berisiko melelahkan ibu hamil, bahkan jika terjadi banyak perdarahan selama kehamilan atau persalinan bida menyebabkan kematian akibat kekurangan zat besi.  Karena itu tes ini harus dilakukan demi kesehatan ibu dan janin.

Tes Deteksi Kelainan Genetik

Banyak penyakit genetik dapat didiagnosis sebelum bayi lahir. Dokter atau perawat biasanya merekomendasikan tes genetik selama kehamilan jika bunda atau pasangan memiliki riwayat penyakit genetik dalam keluarga. 

Berikut ini adalah contoh penyakit genetik yang dapat didiagnosis sebelum lahir, seperti

  • Fibrosis kistik 
  • Distrofi otot Duchenne 
  • Hemofilia A 
  • Penyakit ginjal polikistik 
  • Penyakit sel sabit 
  • Penyakit Tay Sachs 
  • Talasemia 

Meskipun begitu tes diagnosis penyakit genetik ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga bunda dan pasangan perlu mempersiapkannya dengan hati-hati.

Tes Serum Sel Darah

Tes serum  sel darah bagi ibu hamil bertujuan untuk  mengukur dua zat  dalam darah, yaitu:

  • Protein plasma terkait kehamilan A.
  • Human chorionic gonadotropin. 

Ketika dilakukan sebagai tes skrining pada trimester pertama, bunda dapat menentukan apakah janin berisiko mengalami cacat lahir.

Baca Juga  Persyaratan Melahirkan di Rumah Sakit dengan BPJS

Skrining  Alfa-Fetoprotein (AFP)

Tes ini berfungsi untuk mengukur kadar protein dalam darah ibu hamil. AFP adalah protein yang diproduksi oleh hati janin  terdapat dalam cairan ketuban. Protein ini akan melintasi plasenta dan masuk ke aliran darah. Kadar AFP yang parah dapat mengindikasikan seorang ibu hamil dan janin mengalami: 

  • Cacat dinding perut janin. 
  • Sindrom Down atau kelainan kromosom lainnya.
  • Cacat sumsum tulang belakang terbuka, seperti spina bifida.
  • Kehamilan ganda (lebih dari satu janin menghasilkan protein). 

Pemeriksaan APF ini dilakukan antara usia kehamilan 15 dan 20 minggu atau sekitar trimester pertama dan kedua.

Tes TORCH

Tes TORCH merupakan sekelompok tes darah yang meliputi toksoplasmosis, rubella cytomegalovirus, herpes simpleks dan HIV. Tes ini dapat mendeteksi sejumlah infeksi berbeda pada wanita hamil atau bayi baru lahir. Dokter biasanya menganjurkan agar bunda melakukan tes TORCH pada kunjungan pertama mereka setelah memastikan kehamilan. 

Tes Urine atau Urinalisis

Urinalisis atau tes laboratorium urin untuk wanita hamil termasuk tes yang sering dilakukan ibu hamil. Dalam hal ini, sampel urin harus diambil dari wanita hamil untuk menganalisis semua tes yang diperlukan. Tes ini bertujuan untuk mendiagnosis beberapa kondisi, antara lain: 

  • Sel darah merah, untuk mengetahui apakah bunda mengalami infeksi saluran kemih.
  • Sel darah putih, untuk mengetahui apakah bunda mengalami infeksi saluran kemih (ISK). 
  • Glukosa, seperti gula darah tinggi, bisa menjadi tanda diabetes melitus.

Tes ini juga mengukur kadar protein dalam darah yang nantinya akan dibandingkan dengan kadar ketika berada di fase terakhir kehamilan. Jika ditemukan kadar protein yang tinggi hal tersebut mengindikasikan preeklampsia. Karena itu pastikan terus untuk bunda berkonsultasi rutin dengan dokter kandungan terpercayamu ya!

Baca Juga  Tes Kehamilan, Ini Jenis dan Cara Melakukannya!

***

Korset New Life Telah Berdiri sejak 1990 dan Telah Membantu Ratusan Ribu Wanita Mendapatkan Kembali Kepercayaan Dirinya. Cari tahu lebih Lanjut Mengenai Korset New Life DISINI!

Produk Pilihan
Bingung Mau Pilih Korset yang Mana?