Saat usia kehamilan sudah memasuki trimester akhir, keluarnya air ketuban mungkin akan membuat ibu hamil merasa cemas. Namun, boleh jadi itu adalah cairan keputihan. Maka dari itu, ibu hamil perlu mengetahui perbedaan air ketuban dan ketuban untuk mengurangi rasa cemas tersebut.
Pasalnya, masih banyak bumil yang kesulitan dalam membedakan keduanya. Sebab, keputihan pun juga dapat keluar selama masa kehamilan, terutama menjelang akhir usia kehamilan. Nah, untuk mengetahui perbedaan air ketuban dan keputihan lebih lanjut, mari baca artikel berikut ini!
Perbedaan Air Ketuban dan Keputihan
Pada dasarnya, air ketuban dan keputihan adalah dua cairan yang berbeda. Selain itu, kedua cairan tersebut juga dapat keluar selama masa kehamilan. Nah, berikut ini adalah beberapa perbedaan air ketuban dan keputihan yang harus kamu ketahui:
1. Intensitas Cairan
Salah satu perbedaan air ketuban dan keputihan adalah dari segi intensitas cairan yang keluar. Untuk memeriksanya, moms dapat menggunakan peri-pad serta pakaian dalam kering dan melakukan pengujian selama 30-60 menit. Apabila dalam kurun waktu satu jam tidak terdapat cairan yang keluar, boleh jadi itu adalah keputihan.
Akan tetapi, jika merasakan keluarnya cairan secara terus-menerus dengan perlahan atau deras, boleh jadi itu adalah air ketuban pecah. Umumnya, air ketuban akan keluar dalam durasi lebih lama daripada keputihan dan tidak mengeluarkan bau. Namun, jika air ketuban atau keputihan sama-sama mengeluarkan bau, sebaiknya periksakan pada dokter.
2. Konsistensi Cairan
Perbedaan air ketuban dan keputihan selanjutnya, yaitu dari segi konsistensi cairannya. Pada dasarnya, cairan keputihan mempunyai warna bening atau kekuningan. Bukan hanya itu, air ketuban juga sangat cair dan umumnya tidak berbau.
Sementara itu, keputihan hanya berwarna putih atau kuning dan tidak mengeluarkan bau atau memiliki bau ringan. Cairan keputihan juga warnanya cenderung lebih buram dan kental daripada air ketuban. Jumlah keluarnya keputihan pun juga berbeda-beda pada ibu hamil. Namun umumnya, cairan ini akan keluar menjelang akhir kehamilan dan mungkin akan mengalami perubahan warna menjadi sedikit ada campuran darah.
3. Rasa Mulas
Perbedaan air ketuban dan keputihan berikutnya adalah dari segi rasa mulas yang muncul. Pada dasarnya, kondisi tersebut terjadi ketika yang keluar dari vagina adalah air ketuban. Kondisi itu juga pertanda bahwa masa persalinan sudah semakin dekat. Meski begitu, untuk memastikannya, sebaiknya lekas periksakan diri ke dokter kandungan.
Selain itu, Bunda juga dapat memastikannya dari segi warna yang keluar pada pembalut. Apabila cairan berwarna bening, kekuningan, atau justru kehijauan, berarti itu adalah air ketuban. Warna tersebut juga menunjukkan normal atau tidaknya cairan ketuban yang keluar.
Sementara itu, dalam kasus keputihan, Bunda tidak akan mengalami rasa mulas dan warna yang keluar juga putih sedikit kental dan tidak berbau. Di samping itu, pada beberapa kasus ibu hamil, keputihan juga dapat keluar bercampur dengan darah. Apabila kondisi ini terjadi, sebaiknya periksakan pada dokter untuk menghindari bahaya yang tidak diinginkan.
4. Uji Kertas Lakmus
Cara mengetahui perbedaan air ketuban dan keputihan lainnya dapat Bunda lakukan dengan pengujian menggunakan kertas lakmus. Kertas ini berfungsi untuk mengetahui jenis cairan apa yang keluar dari vagina. Cara menggunakannya pun relatif mudah, Bunda dapat menempelkannya pada cairan yang keluar dari vagina.
Kertas lakmus umumnya akan terdiri dari warna merah dan biru. Apabila Bunda meneteskan kertas lakmus warna merah dengan cairan ketuban, maka akan berubah warna menjadi biru. Sementara itu, jika tak mengalami perubahan, berarti cairan yang keluar adalah keputihan. Akan tetapi, agar lebih pasti, Bunda dapat memeriksakan diri ke dokter kandungan.
5. Tidak Bisa Mengontrol
Perbedaan air ketuban dan keputihan yang terakhir adalah Bunda cenderung tak dapat mengontrol saat air ketuban keluar dari vagina. Air ketuban biasanya akan keluar dalam bentuk tetesan air yang pelan atau justru mengucur deras. Warna normalnya pun adalah bening atau kekuningan. Di sisi lain, keputihan cenderung keluar sesekali saja dan Bunda pun dapat menghentikannya.
Akan tetapi, apabila air ketuban tidak kunjung keluar ketika usia kehamilan sudah cukup tua, Bunda juga dapat mengetahuinya saat keputihan keluar. Pasalnya, keluarnya cairan keputihan juga menunjukkan bahwa masa melahirkan sudah tidak lama lagi. Biasanya, menjelang waktu persalinan, warna keputihan mulai bercampur dengan sedikit darah dari rahim.
Ciri-Ciri Air Ketuban Pecah
Setelah mengetahui perbedaan air ketuban dan keputihan, Bunda juga perlu memahami ciri-ciri ketika ketuban pecah. Pasalnya, kondisi ini bisa terjadi secara tiba-tiba dan terkadang tidak disadari. Adapun beberapa ciri-ciri air ketuban pecah adalah sebagai berikut.
- Cairan ketuban akan keluar melalui vagina dalam bentuk tetesan atau kucuran deras.
- Sejumlah ibu hamil akan merasakan adanya letupan pada kantung ketuban bersamaan dengan keluarnya cairan tersebut.
- Pecahnya air ketuban juga dapat bersamaan dengan kontraksi rahim serta keluarnya lendir dan darah dari vagina.
Kondisi di atas adalah hal umum, terlebih pada saat akhir kehamilan. Namun, apabila Bunda menjumpai warna air ketuban yang kehijauan, cokelat, atau merah-cokelat tua, sebaiknya periksakan ke dokter. Pasalnya, bisa jadi itu adalah tanda adanya masalah pada ketuban atau janin.
Penutup
Demikian informasi lengkap seputar perbedaan air ketuban dan keputihan yang sering membuat ibu hamil pemula kebingungan dalam membedakannya. Perlu Bunda ketahui bahwa menjaga kadar cairan ketuban penting untuk pertumbuhan bayi. Itulah mengapa, Bunda perlu menerapkan pola hidup sehat setiap hari.
Selain itu, apabila mengalami ketuban merembes atau ketuban pecah dini, sebaiknya lekas kunjungi dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan begitu, kondisi Bunda dan janin pun bisa tetap sehat. Nah, untuk mengetahui informasi lainnya, langsung saja menuju situs New Life!