fbpx

Penyebab, Komplikasi Emboli Air Ketuban, dan Pengobatannya

Penyebab, Komplikasi Emboli Air Ketuban, dan Pengobatannya

Emboli air ketuban adalah salah satu komplikasi persalinan yang harus Bunda waspadai. Pasalnya, komplikasi emboli air ketuban ini sangat berbahaya bagi kesehatan Bunda maupun janin, termasuk berisiko mengalami kematian. Maka dari itu, Bunda perlu mengetahui penyebabnya agar dapat mencegah terjadinya emboli air ketuban.

Lantas, apa saja penyebab dan komplikasi emboli air ketuban? Untuk mengetahui penjelasannya, simak selengkapnya dalam bacaan berikut ini:

Penyebab Emboli Air Ketuban

Emboli air ketuban adalah reaksi alergi parah yang terjadi pada ibu hamil ketika air ketuban, rambut janin, dan sel-selnya masuk ke aliran darah lewat plasenta. Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi sebelum, saat, maupun sesudah melahirkan secara mendadak. Bahkan, emboli air ketuban juga dapat dialami oleh bumil yang sehat selama masa kehamilan.

Pada dasarnya, hingga kini belum ada penelitian pasti mengenai penyebab emboli air ketuban. Akan tetapi, komplikasi kehamilan ini akan lebih berisiko pada ibu hamil yang memiliki kondisi seperti berikut ini:

  • Kehamilan kembar.
  • Gawat janin.
  • Rahim robek atau ruptur uteri.
  • Usia kehamilan di atas 35 tahun.
  • Mengalami preeklamsia.
  • Adanya masalah pada plasenta, misalnya plasenta previa atau abrupsio plasenta.
  • Menjalani operasi caesar.
  • Kelebihan cairan ketuban atau polihidramnion.
  • Ibu hamil melahirkan menggunakan alat bantu, misalnya ekstraksi vakum atau forceps.
  • Melakukan prosedur induksi persalinan atau konsumsi obat-obatan tertentu.

Nah, apabila Bunda mengalami beberapa kondisi di atas, dokter kandungan umumnya akan menyarankan pemantauan secara intensif. Dengan begitu, Bunda dapat terhindar dari risiko emboli air ketuban.

Komplikasi Emboli Air Ketuban

Pada umumnya, ibu hamil yang mengalami emboli air ketuban akan menunjukkan beberapa gejala, seperti sesak napas, perdarahan, keluarnya keringat dingin, mual atau muntah, denyut jantung tidak normal, edema paru, penurunan tekanan darah secara mendadak, perubahan warna kulit, hingga tanda vital yang tidak normal. Selain itu, emboli air ketuban juga dapat mengakibatkan beberapa risiko komplikasi. Adapun beberapa risiko komplikasi emboli air ketuban adalah sebagai berikut.

  • Kejang-kejang.
  • Histerektomi.
  • Stroke.
  • Henti jantung.
  • Disfungsi ginjal.
  • Kerusakan otak.
  • Hilangnya kesadaran.
  • Gangguan neurologis.
  • Disfungsi dasar panggul.
  • Perdarahan hebat.
  • Gangguan pembekuan darah.
  • Gagal jantung serta paru-paru.
  • Meningkatkan risiko kematian pada ibu maupun bayi.
Baca Juga  Bolehkah Ibu Hamil Makan Nangka? Ini Fakta dan Manfaatnya

Selain mengalami komplikasi emboli air ketuban secara fisik, masalah ini juga berisiko mengganggu kesehatan mental Bunda akibat adanya pengalaman traumatis. Di samping itu, kondisi emboli air ketuban yang tidak segera memperoleh penanganan juga dapat meningkatkan risiko gawat janin serta kematian janin.

Pada dasarnya, untuk memastikan bahwa Bunda mengalami emboli air ketuban ini, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan, seperti ekokardiogram, tes darah, elektrokardiogram, rontgen dada, hingga pulse oximeter. Sejumlah tes tersebut umumnya dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung dan darah Bunda.

Pengobatan Emboli Air Ketuban

Emboli air ketuban termasuk sebagai kondisi darurat, sehingga Bunda yang mengalaminya perlu lekas memperoleh penanganan yang tepat. Adapun beberapa cara mengobati emboli air ketuban adalah sebagai berikut:

1. Terapi Oksigen

Salah satu cara mengobati emboli air ketuban adalah melakukan terapi oksigen. Pasalnya, emboli air ketuban menyebabkan cairan tersebut masuk ke dalam aliran darah, sehingga berisiko menghambat distribusi oksigen pada tubuh Bunda maupun janin. Kondisi ini juga rentan membuat pasien AFE atau emboli air ketuban mengalami sesak napas.

Maka dari itu, terapi oksigen akan membantu Bunda untuk mencukupi kebutuhan oksigen dalam tubuh. Pasalnya, oksigen yang tidak tercukupi bukan hanya membuat Bunda kesulitan bernapas, tetapi juga dapat membahayakan fungsi sejumlah organ tubuh, seperti jantung, paru-paru, maupun otak.

2. Transfusi Darah

Cara mengobati emboli air ketuban berikutnya adalah dengan melakukan transfusi darah. Pasalnya, komplikasi persalinan ini dapat memicu perdarahan berat dan cenderung sulit untuk berhenti, baik saat melahirkan maupun setelahnya. Maka dari itu, transfusi darah menjadi salah satu alternatif cara pengobatan emboli air ketuban yang dapat dokter lakukan. Tujuannya adalah mengganti darah yang hilang dan memulihkan kondisi tubuh Bunda.

Baca Juga  8 Cara Mengatasi Payudara Bengkak saat Menyusui, Pompa ASI!

3. Peresepan Obat

Cara pengobatan emboli air ketuban yang terakhir adalah peresepan obat-obatan. Cara ini berfungsi untuk membantu mengatasi gejala yang timbul karena emboli air ketuban. Misalnya adalah gangguan jantung yang terjadi karena emboli air ketuban, maka dokter akan meresepkan obat untuk meningkatkan kinerja jantung.

Hal ini juga berlaku ketika penderita emboli air ketuban mengalami pendarahan parah, maka dokter juga akan memberikan obat untuk membantu menghentikan pendarahan. Jadi, obat-obatan yang akan dokter berikan umumnya berkaitan dengan gejala yang timbul.

Penutup

Itulah beberapa informasi yang berkaitan dengan penyebab, komplikasi emboli air ketuban, hingga pengobatannya. Pada dasarnya, emboli air ketuban ini adalah kondisi yang berbahaya bagi ibu hamil maupun bayi dalam kandungan, bahkan juga berisiko mengalami kematian. Maka dari itu, untuk mencegah hal ini terjadi, sebaiknya Bunda selalu rajin memeriksakan diri ke dokter kandungan dan menjaga kesehatan tubuh selama masa kehamilan. 

Dengan begitu, kondisi Bunda dan janin pun akan tetap sehat. Nah, untuk mengetahui informasi tentang kehamilan dan persalinan lainnya, baca selengkapnya dalam laman New Life!

Produk Pilihan
Bingung Mau Pilih Korset yang Mana?