Bayi prematur 7 bulan adalah kondisi ketika si kecil lahir pada usia kehamilan kurang dari 25 minggu atau sekitar 7 bulan. Kondisi ini menyebabkan bayi memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran normal. Pasalnya, pertumbuhan dan perkembangan bayi belum terjadi secara maksimal.
Di sisi lain, si kecil yang lahir pada usia kandungan 7 bulan akan membutuhkan waktu perawatan di rumah sakit lebih lama daripada kondisi prematur lainnya. Untuk mengetahui lebih lanjut seputar penyebab bayi prematur 7 bulan dan risikonya, simak penjelasan berikut ini!
Penyebab Bayi Prematur 7 Bulan
Bayi prematur 7 bulan adalah suatu kondisi ketika ibu masih mengandung selama 7 bulan, tetapi sudah melahirkan. Hal ini membuat organ tubuh bayi belum mampu berfungsi secara optimal, sehingga membutuhkan perawatan intensif lebih lama.
Adapun beberapa penyebab kelahiran prematur 7 bulan adalah sebagai berikut:
1. Persalinan Spontan
Pada dasarnya, kelahiran bisa diprediksi secara medis. Namun, beberapa situasi tak terduga bisa memicu bayi lahir sebelum hari perkiraan lahir dari dokter. Adapun beberapa penyebab persalinan spontan adalah sebagai berikut:
- Memiliki kebiasaan merokok selama masa kehamilan maupun menggunakan produk tembakau. Hal ini bisa membuat pembuluh darah di rahim menyempit dan terhambatnya pengiriman oksigen serta nutrisi pada janin.
- Mengalami masalah pada leher rahim, seperti ukurannya terlalu pendek, sehingga berisiko mempercepat waktu kelahiran.
- Mengalami masalah suasana hati dan psikologis, seperti stres berlebihan.
- Mengandung bayi kembar yang membuat rahim terasa sempit, sehingga meningkatkan tekanan di dalamnya.
Selain beberapa penyebab di atas, ibu hamil yang mempunyai riwayat kelahiran prematur sebelumnya juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi serupa. Di sisi lain, faktor genetik atau adanya riwayat kelahiran prematur dalam keluarga juga dapat menyebabkan bayi lahir sebelum HPL.
2. Faktor Medis
Selain karena persalinan spontan, beberapa masalah pada ibu hamil maupun janin juga dapat menimbulkan terjadinya kelahiran prematur. Misalnya, pada ibu hamil yang menderita preeklamsia, maka tekanan darahnya akan meningkat dan mengalami kebocoran protein urine, sehingga meningkatkan risiko kelahiran prematur. Di sisi lain, masalah pada janin, seperti perkembangan yang terhambat dan solusio plasenta juga bisa membuat bayi lahir sebelum waktu prediksinya.
Risiko Kelahiran Prematur 7 Bulan
Meskipun tidak semua bayi prematur 7 bulan mengalami komplikasi, tetapi kelahiran dini bisa menimbulkan masalah kesehatan, baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang. Adapun beberapa risiko kelahiran prematur 7 bulan adalah sebagai berikut:
1. Komplikasi Jangka Pendek
Komplikasi jangka pendek umumnya akan terjadi pada minggu-minggu awal setelah kelahiran. Adapun beberapa komplikasi jangka pendek kelahiran prematur 7 bulan adalah sebagai berikut:
- Adanya masalah pernapasan karena sistem pernapasan yang masih belum berkembang maksimal maupun kekurangan surfaktan.
- Mengalami masalah jantung, seperti pembukaan persisten antara aorta dan arteri pulmonalis, hingga hipotensi.
- Berisiko mengalami pendarahan otak atau intraventrikular.
- Suhu tubuh bayi terlalu rendah, hingga berisiko mengalami hipotermia.
- Mengalami masalah pencernaan, seperti Necrotizing Enterocolitis (NEC).
- Berisiko mengalami masalah darah, seperti penyakit kuning atau anemia.
- Rentan mengalami hipoglikemia atau kadar gula darah yang tidak normal.
Selain beberapa masalah di atas, sistem imunitas tubuh bayi prematur juga cenderung lemah. Hal itu membuat si kecil rentan mengalami infeksi atau gangguan kesehatan lainnya.
2. Komplikasi Jangka Panjang
Selain memicu terjadinya komplikasi jangka pendek, kelahiran prematur 7 bulan juga dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang. Adapun beberapa jenis komplikasi jangka panjang yang mungkin terjadi, antara lain yaitu:
- Mengalami gangguan gerakan, tonus otot, maupun postur akibat infeksi atau tidak lancarnya aliran darah dalam otak bayi.
- Mengalami kesulitan belajar dan lebih lambat dalam menangkap pembelajaran daripada anak-anak seusianya.
- Mengalami masalah penglihatan, seperti retinopati prematuritas.
- Rentan mengalami gangguan pendengaran.
- Rentan mengalami masalah gigi, seperti susunan gigi yang tidak tepat, perubahan warna gigi, hingga erupsi gigi yang tertunda.
- Berisiko mengalami masalah perilaku maupun psikologis. Hal ini terjadi karena perkembangan bayi cenderung terlambat.
Maka dari itu, untuk mencegah terjadinya komplikasi jangka panjang di atas, Moms perlu rajin menjaga kesehatan si kecil. Selain itu, lakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk memantau perkembangan bayi. Dengan begitu, si kecil dapat tumbuh dengan normal.
Cara Mencegah Bayi Prematur 7 Bulan
Dengan berbagai risiko komplikasi kelahiran prematur 7 bulan, setiap orang tua tentu menginginkan anaknya terlahir normal dan dalam kondisi sehat. Maka dari itu, Moms perlu melakukan sejumlah upaya pencegahan. Adapun beberapa cara mencegah bayi prematur 7 bulan adalah sebagai berikut:
- Menjaga berat badan ibu hamil agar tetap ideal selama masa kehamilan.
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang secara teratur.
- Mengelola stres dengan baik.
- Mencukupi waktu istirahat.
- Melakukan kontrol kandungan secara rutin.
Nah, dengan melakukan beberapa tips di atas, maka ibu hamil bisa menurunkan risiko kelahiran prematur. Di samping itu, Moms juga dapat menjaga tubuh agar senantiasa aktif dengan melakukan olahraga ringan. Hal ini bisa membantu merangsang tumbuh kembang bayi dalam kandungan.
Penutup
Itulah sederet informasi seputar penyebab bayi prematur 7 bulan, hingga cara mencegahnya. Pada dasarnya, si kecil yang lahir prematur cenderung rentan mengalami gangguan kesehatan.
Maka dari itu, Moms perlu melakukan pencegahan dengan menjaga kesehatan tubuh dan memeriksa kandungan ke dokter secara rutin. Nah, untuk mengetahui tips seputar menjaga kondisi kehamilan, langsung saja menuju laman New Life sekarang juga!