fbpx

Kelahiran Bayi Prematur: Penyebab, Tanda, dan Penanganannya

Kelahiran Bayi Prematur: Penyebab, Tanda, dan Penanganannya

Bayi prematur adalah suatu kondisi saat buah hati Bunda lahir sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL) atau saat usia kandungan di bawah 37 minggu. Penyebab kelahiran prematur sendiri ada beragam, seperti tekanan atau kontraksi berlebihan, sehingga serviks terbuka dan menimbulkan janin turun ke jalan lahir. Di samping itu, bayi yang lahir sebelum HPL umumnya lebih rentan terserang penyakit, karena organ tubuhnya belum berkembang secara optimal.

Itulah sebabnya, Bunda perlu mencegah kelahiran prematur dengan menjaga kesehatan diri serta janin dalam kandungan. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut seputar penyebab kelahiran prematur dan penanganannya, yuk simak artikel berikut ini!

Penyebab Kelahiran Bayi Prematur

Kelahiran prematur adalah kondisi ketika bayi lahir sebelum usia kandungan Bunda mencapai 37 minggu. Kondisi ini rentan menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi. Sebab, organ tubuhnya masih belum berkembang dengan matang. Pada dasarnya, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko kelahiran prematur. Adapun beberapa faktor penyebab kelahiran bayi prematur adalah sebagai berikut.

  • Kehamilan kembar.
  • Ibu memiliki riwayat gizi buruk, baik sebelum maupun selama masa kehamilan.
  • Kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
  • Kebiasaan merokok maupun sering terpapar asap rokok.
  • Bunda mengalami ketuban pecah dini.
  • Bunda mengalami pendarahan saat hamil.
  • Bunda menderita beberapa penyakit yang berisiko menimbulkan kelahiran prematur, misalnya preeklampsia, solusio plasenta, maupun infeksi saluran kemih.
  • Memiliki riwayat keluarga yang pernah melahirkan bayi prematur.
  • Usia Bunda masih di bawah 17 tahun saat hamil atau di atas 35 tahun.
  • Adanya gangguan perkembangan janin.
  • Adanya cacat lahir pada janin.

Selain berbagai penyebab di atas, kelahiran prematur ini juga bisa terjadi akibat stres. Pasalnya, stres yang Bunda alami selama hamil bisa memengaruhi kesehatan kandungan. Itulah sebabnya, mengelola stres selama hamil adalah hal penting.

Baca Juga  7 Rekomendasi Makanan untuk Ibu Hamil Muda agar Janin Sehat

Tanda-Tanda Kelahiran Prematur

Pada dasarnya, kelahiran bayi prematur tidak menunjukkan tanda-tanda khusus. Pasalnya, gejala yang timbul hampir menyerupai gejala melahirkan pada umumnya. Meski begitu, berikut ini adalah beberapa tanda-tanda kelahiran bayi prematur yang perlu Bunda waspadai.

  • Adanya perdarahan pada vagina.
  • Mengalami kontraksi dengan rentang waktu 10 menit sekali.
  • Mengalami nyeri pinggang serta panggul.
  • Merasa kram pada perut.
  • Meningkatnya tekanan pada bagian panggul maupun vagina.
  • Meningkatnya jumlah cairan yang keluar melalui vagina.

Nah, apabila Bunda menjumpai tanda-tanda tersebut selama masa kehamilan, sebaiknya lekas panggil dokter atau menuju ke rumah sakit. Hal ini penting agar Bunda segera memperoleh penanganan yang tepat.

Cara Menangani Kelahiran Prematur

Pada umumnya, kelahiran bayi prematur bisa meningkatkan risiko komplikasi melahirkan pada Bunda maupun bayi. Maka dari itu, untuk mencegahnya, Bunda perlu menerapkan sejumlah cara. Adapun beberapa cara menangani kelahiran prematur adalah sebagai berikut.

1. Melakukan Rawat Inap

Pada dasarnya, ibu hamil yang berisiko mengalami kelahiran prematur dapat terdeteksi lebih awal. Nah, dokter bisa menyarankan untuk melakukan rawat inap demi memantau kondisi Bunda secara berkala. Bukan hanya melakukan rawat inap, Bunda pun akan memperoleh sejumlah resep obat yang bisa membantu mencegah kelahiran prematur. Adapun beberapa jenis obat yang bisa dokter resepkan pada umumnya adalah sebagai berikut.

  • Obat antibiotik untuk membantu menangani kelahiran prematur yang timbul karena infeksi.
  • Kortikosteroid adalah obat untuk membantu merangsang perkembangan organ paru-paru si kecil.
  • Obat tokolitik yang berfungsi untuk menghentikan maupun mengurangi kontraksi rahim.
  • Magnesium sulfat untuk membantu menurunkan risiko gangguan otak pada bayi, khususnya apabila kelahiran prematur terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 32 minggu.
Baca Juga  Janin Tidak Berkembang, Mengapa Bisa Terjadi?

Selain melakukan rawat inap, Bunda juga bisa rajin melakukan kontrol kandungan ke dokter untuk memastikan kesehatan diri maupun janin dalam kandungan. Selain itu, pastikan bahwa nutrisi Bunda tetap tercukupi setiap harinya untuk mencegah kelahiran prematur.

2. Penanganan saat Persalinan

Akan tetapi, apabila penanganan selama masa kehamilan masih belum berhasil, maka dokter akan tetap melakukan persalinan. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa Bunda dan bayi dalam kandungan. Dokter sendiri bisa melakukan prosedur operasi caesar maupun lahiran normal sesuai kondisi Bunda dan bayinya.

3. Penanganan pada Bayi

Cara menangani kelahiran bayi prematur yang terakhir adalah merawatnya di ruang NICU atau Neonatal Intensive Care Unit. Selama perawatan di ruang NICU, bayi akan memperoleh penanganan berdasarkan kondisinya. Adapun beberapa penanganan untuk bayi prematur adalah sebagai berikut.

  • Meletakkan bayi dalam inkubator dengan tujuan untuk menjaga suhu tubuhnya.
  • Menggunakan ventilator untuk membantu proses pernapasan bayi apabila dibutuhkan.
  • Melakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital bayi, mulai dari detak jantung, tekanan darah, pernapasan, serta suhu tubuh.
  • Memberikan ASI dengan selang khusus pada mulut bayi maupun hidungnya.
  • Memberikan transfusi darah untuk meningkatkan kadar sel darah dalam tubuh bayi.
  • Memberikan terapi sinar apabila bayi mengalami penyakit kuning.

Selain itu, bayi umumnya akan menggunakan selang makan melalui infus untuk memperoleh nutrisi serta cairan selama masa perawatan. Meski begitu, Bunda juga tetap boleh memberikan ASI melalui selang yang disalurkan pada hidung bayi untuk masuk ke perutnya.

Penutup

Demikian berbagai informasi seputar penyebab kelahiran bayi prematur, tanda-tanda, serta cara menanganinya. Pada dasarnya, kelahiran prematur membuat kondisi si kecil masih lemah dan beberapa fungsi organnya mungkin belum bekerja secara maksimal. Maka dari itu, si kecil perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit terlebih dulu sampai kondisinya membaik.

Baca Juga  5 Perawatan Perut Bergelambir Setelah Melahirkan

Nah, untuk mencegah kelahiran prematur, Bunda bisa menyiasatinya dengan mengonsumsi makanan bergizi, rajin berolahraga, menerapkan gaya hidup sehat, hingga rutin berkonsultasi dengan dokter. Untuk itu, yuk jaga selalu kesehatan Bunda agar terhindar dari risiko kelahiran prematur bersama New Life!

Produk Pilihan
Bingung Mau Pilih Korset yang Mana?