Hiperlaktasi adalah salah satu masalah yang muncul selama fase menyusui. Kondisi ini memang tidak langka karena kasusnya banyak terjadi pada sebagian ibu muda. Namun, sudahkah kamu memahami apa itu hiperlaktasi dan penyebabnya? Berikut telah tersaji ulasannya.
Penjelasan Hiperlaktasi
Hiperlaktasi adalah sebuah kondisi yang membuat ibu mengeluarkan cairan ASI yang berlebih. Kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya, tapi ketika terjadi akan membuat kamu tidak nyaman. Hiperlaktasi tidak sama dengan fase awal menyusui. Perbedaan yang mendasar adalah pada fase awal menyusui cairan ASI memang melimpah, tapi masih dalam taraf wajar.
Pada fase awal menyusui juga cairan yang keluar sesuai dengan rangsangan yang bayi berikan artinya jika bayi tidak menyusu makan tidak akan keluar. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada hiperlaktasi. Pada penyakit tersebut, keluarnya ASI bisa terbilang tak terkontrol karena bisa merembes terus menerus.
Selain itu, melimpahnya ASI pada fase awal menyusui hanya akan berlangsung sekitar 3 bulan pertama sejak bayi lahir. Pada penderita hiperlaktasi, siklus melimpahnya air susu ini bisa terjadi lebih lama.
Tanda yang biasa muncul akibat dari penyakit ini antara lain payudara terasa kencang, kadang disertai nyeri, dan ASI yang terus keluar hingga merembes.
Itulah penjelasan dari hiperlaktasi yang perlu kamu ketahui. Kenali gejalanya lebih dini dan konsultasikan dengan dokter agar mendapatkan tindakan yang tepat. Kenali juga penyebabnya agar kamu lebih waspada. Berikut pembahsan selengkapnya.
Penyebab Hiperlaktasi
Hiperlaktasi bisa terjadi karena beberapa alasan. Faktor-faktor yang menjadi penyebab hiperlaktasi adalah sebagai berikut.
1. Hormon yang Tidak Seimbang
Ibu yang baru melahirkan seringkali mengalai pergolakan hormon di dalam tubuhnya. Salah satu hormon yang dapat terguncang kadarnya ini adalah proklaktin. Hormon prolaktin berfungsi sebegai perangsang produksi air susu ibu. Ketika terjadi lonjakan hormon yang berlebih maka akan berakibat pada produksi ASI yang berlebih juga.
Sebaiknya lakukan konsultasi rutin atau check up kesehatan untuk dapat memantau kondisi hormon pada tubuh kamu. Hal ini berguna untuk dapat mencegah terjadinya hiperlaktasi.
2. Rangsangan Berlebih
Penyebab hiperlaktasi berikutnya adalah pemberian rangsangan berlebih terhadap payudara ibu. Rangsangan berlebih ini bisa menimbulkan produksi ASI yang berlebihan, biasanya terjadi ketika kamu terlalu sering menggunakan pompa ASI dalam kurun waktu yang berdekatan.
Respon tubuh kamu yang mengira ASI masih terus dibutuhkan berusaha memenuhi dengan terus mengeluarkan cairannya lewat kelenjar di dalam payudara. Memainkan puting ketika tidak menyusui pun bisa menjadi rangsangan yang memicu hl tersebut.
3. Genetik
Faktor genetik juga bisa menjadi penyebab hiperlaktasi. Seseorang dengan riwayat ibu yang mengalami kondisi tersebut berkemungkinan lebih besar mengalami hal yang sama.
Jika sudah begitu, cara menanggulangi paling tepat adalah mempersiapkan kemungkinan kondisi hiperlaktasi dengan mengurangi asupan yang mungkin memperbesar derasnya ASI yang keluar. Jika perlu, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter untuk menggunakan obat yang sesuai.
4. Stres
Ibu yang sedang menyusui sebisa mungkin menjaga kondisi mentalnya agar selalu stabil. Hal ini untuk menghindari munculnya stres. Stres dapat memicu beragam masalah lainnya. Salah satu akibat dari stres ini adalah hiperlaktasi.
Stres yang berlebih bisa mengganggu peredaran darah tidak normal. Ketika peredaran darah yang menuju payudara berjalan abnormal, salah satu akibat yang muncul bisa jadi adalah aliran ASI yang berlebih. Selain itu, stres juga mengganggu kestabilan hormon pada ibu yang sedang menyusui. Maka ada kemugkinan juga menimbulkan kondisi ASI yang tidak lancar. Oleh karena itu, kamu perlu menjaga agar suasana hati tetap baik agar terhindar dari stres.
5. Obat
Mengonsumsi obat-obatan pasca persalainan juga memiliki risiko terjadinya hiperlaktasi. Hal ini karena dalam setiap obat kimia mengandung zat-zat yang bercampur dengan darah. Dari sekian zat tersebut, mungkin saja ada yang meningkatkan kinerja kelenjar di dalam payudara sehingga membuat produksi ASI melimpah.
Jika tidak benar-benar kamu butuhkan, sebaiknya kurangi mengonsumsi obat selama menyusui. Upayakan untuk cenderung menggunakan bahan alami sebagai pendukung pemulihan setelah melahirkan.
Itulah beberapa penyebab terjadinya hiperlaktasi. Jika kamu sudah mengetahuinya lebih dini, sebaiknya pahami cara mencegahnya. Usahakan untuk tetap memberikan ASI pada bayi agar tidak terbuang percuma. Apabila terdapat gejala penyakit ini yang mengganggu aktivitasmu, coba konsultasikan dengan dokter kepercayaan agar segera mendapat saran medis yang membantu.
Penutup
Hiperlaktasi adalah kondisi di mana air susu ibu keluar lebih banyak dari yang seharusnya. Kondisi ini tejadi karena beberapa sebab, bisa karena faktor genetik hingga akibat penggunaan obat-obatan.
Hiperlaktasi ini sejatinya tidak berbahaya tapi akan sedikit mengganggu karena membuat kamu harus sering membersihkan pakaian atau menyimpan ASI yang terus keluar ke dalam botol.
Untuk mendapatkan informasi lainnya seputar ibu menyusui dapat kamu temukan hanya di New Life.