fbpx

Efek Air Ketuban Kering pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Efek Air Ketuban Kering pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Air ketuban kering adalah suatu kondisi yang perlu Bunda cegah saat sedang hamil. Pasalnya, efek air ketuban kering pada bayi cukup berbahaya, seperti meningkatkan risiko kelahiran prematur dan menghambat perkembangan bayi. Maka dari itu, Bunda perlu menjaga jumlah air ketuban selama masa kehamilan.

Dengan memastikan kadar air ketuban selalu dalam kondisi normal, maka Bunda pun juga dapat mencegah oligohidramnion (kekurangan air ketuban) dan polihidramnion (kelebihan air ketuban). Nah, untuk mengetahui beberapa informasi seputar efek air ketuban kering pada bayi, yuk simak penjelasan berikut ini!

Efek Air Ketuban Kering pada Bayi

Air ketuban kering adalah kondisi ketika berkurangnya cairan ketuban di dalam rahim. Kondisi ini dapat terjadi karena beberapa hal, seperti dehidrasi akut pada plasenta, usia kehamilan yang melebihi 42 minggu, ibu hamil melakukan aktivitas berat, riwayat tekanan darah tinggi, diabetes, hingga nutrisi yang kurang tercukupi. Nah, saat air ketuban dalam kondisi kurang, maka bisa membahayakan kondisi calon bayi.

Adapun beberapa efek air ketuban kering pada bayi yang perlu Bunda waspadai adalah sebagai berikut:

  • Bayi rentang mengalami infeksi.
  • Bayi terlilit tali pusat.
  • Risiko bayi terlahir prematur.
  • Risiko bayi lahir dengan kulit membiru.
  • Dinding rahim mengalami iritasi dan terkoyak.
  • Lepasnya plasenta atau ari-ari sebelum masa persalinan, sehingga berbahaya bagi kesehatan bayi.
  • Tidak adanya kontraksi rahim.
  • Proses persalinan berlangsung lebih lama.
  • Bayi berada dalam kondisi lemah dan berhenti bergerak. Hal ini terjadi karena suhu dalam kandungan yang tidak stabil. Pasalnya, air ketuban berfungsi untuk menjaga suhu kandungan tetap normal.
  • Risiko bayi meninggal dalam kandungan akibat kekurangan oksigen serta nutrisi.
  • Pertumbuhan bayi yang terhambat. Pasalnya, air ketuban berperan dalam mendukung pergerakan bayi dan tumbuh kembangnya.
  • Meningkatkan risiko bayi cacat saat lahir.
  • Bayi lahir dengan skor apgar rendah.
  • Bayi perlu perawatan khusus di NICU setelah lahir.
Baca Juga  6 Rekomendasi Susu Tinggi Kalsium untuk Ibu Hamil, Simak!

Selain beberapa dampak di atas, efek air ketuban kering pada bayi lainnya adalah meningkatkan risiko keguguran, pembatasan pertumbuhan intrauterin, sulit melahirkan normal, hingga bercampurnya cairan ketuban dengan mekonium. Maka dari itu, ketika mengalami air ketuban kering, Bunda sebaiknya lekas memeriksakan diri ke dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut.

Cara Mengatasi Air Ketuban Kering

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, air ketuban kering adalah kondisi yang berbahaya, maka dari itu, Bunda perlu segera mengatasinya. Adapun beberapa cara mengatasi air ketuban kering adalah sebagai berikut:

1. Amnioinfusi

Salah satu cara mengatasi air ketuban kering adalah melakukan amnioinfusi atau penyemprotan larutan air asin lewat serviks agar masuk ke dalam kantung amniotik. Cara ini biasanya akan membuat Bunda merasa tidak nyaman.

Meski begitu, amnioinfusi akan membantu meningkatkan kadar cairan ketuban untuk sementara. Di samping itu, fungsi amnioinfusi lainnya adalah membantu meningkatkan visibilitas bayi dalam pemeriksaan USG dan menjaga tingkat denyut jantung agar tetap normal.

2. Minum Banyak Cairan

Cara mengatasi air ketuban kering lainnya adalah minum banyak cairan untuk membantu menghidrasi tubuh. Hal ini perlu Bunda lakukan sepanjang masa kehamilan, terlebih lagi pada usia kehamilan sekitar 37 hingga 41 minggu.

Untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh, Bunda bisa memperbanyak asupan air mineral setidaknya dua liter atau 8 gelas per hari. Selain itu, cairan juga dapat Bunda peroleh dengan mengonsumsi buah-buahan yang kaya akan air dan sup.

3. Memaksimalkan Istirahat

Cara mengatasi air ketuban kering selanjutnya adalah memaksimalkan waktu istirahat atau melakukan bed rest. Pasalnya, waktu istirahat yang tercukupi pada ibu hamil dapat membantu meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh, khususnya plasenta. Hal ini akan memengaruhi tingkat air ketuban Bunda. 

Baca Juga  3 Tahapan Penting Proses Perkembangan Janin

Biasanya, dokter akan menyarankan Bunda untuk melakukan bed rest pada trimester ketiga kehamilan. Memaksimalkan waktu istirahat tidak harus Bunda lakukan dengan tidur nyenyak, tetapi juga termasuk tiduran di sofa, menikmati waktu santai, atau menonton film favorit. Dengan memaksimalkan waktu istirahat, maka diharapkan volume air ketuban dapat meningkat dan kondisi bayi tetap sehat.

4. Cairan IV

Cara mengatasi air ketuban kering berikutnya adalah menggunakan cairan IV. Kondisi ini dapat membantu Bunda ketika mengalami dehidrasi akibat mual ataupun muntah. Selain itu, cairan IV juga berperan dalam mempercepat hidrasi tubuh dan menambah cairan ketuban. Cara ini akan dokter lakukan dengan memasukkan suatu cairan ke dalam tubuh Bunda.

5. Mengatur Pola Makan

Cara mengatasi air ketuban kering yang terakhir adalah dengan mengatur pola makan. Pasalnya, makanan yang Bunda konsumsi setiap harinya bisa memengaruhi nutrisi dalam janin, termasuk meningkatkan cairan ketuban. Adapun beberapa makanan sehat yang bisa Bunda konsumsi adalah biji-bijian utuh, protein rendah lemak, sayuran segar, maupun buah-buahan.

Selain itu, Bunda perlu menghindari makanan cepat saji dan tinggi lemak, karena bisa berdampak negatif terhadap cairan ketuban. Selain itu, makanan dengan pemanis buatan juga perlu Bunda kurangi. Sebab, jenis makanan ini bisa mengganggu proses metabolisme pada janin.

Penutup

Demikian sederet informasi seputar efek air ketuban kering pada bayi dan cara mengatasinya. Pada dasarnya, cairan ketuban penting untuk mendukung pertumbuhan bayi, sehingga jumlahnya harus terus terjaga normal.

Maka dari itu, Bunda dapat mengupayakan beberapa cara untuk menjaga kadar cairan ketuban, seperti menjaga asupan makanan, mencukupi kebutuhan istirahat, serta minum air putih yang banyak. Nah, untuk mengetahui tips menjaga kesehatan kehamilan lainnya, yuk simak dalam situs New Life!

Baca Juga  Makanan Pelancar ASI Agar Bayi Gemuk; Aman atau Tidak?
Produk Pilihan
Bingung Mau Pilih Korset yang Mana?