Tekanan darah yang dimiliki bunda selama kehamilan biasanya tidak stabil. Namun, hipertensi pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan yang harus ditangani. Terdapat risiko tekanan darah tinggi jika ibu hamil mendapat kondisi tersebut, antara lain keterlambatan perkembangan janin hingga kelahiran prematur. Oleh karena itu, sangat penting bagi bunda untuk mengetahui penyebab hipertensi dan cara mengobatinya. Yuk simak seputar hipertensi pada kehamilan secara lengkap di bawah ini!
Hipertensi Pada Kehamilan Adalah?
Hipertensi atau tekanan darat tinggi pada ibu hamil merupakan salah satu masalah kesehatan selama kehamilan yang harus bunda dan pasangan diwaspadai. Kondisi ini terjadi ketika tingkat tekanan darah melebihi kisaran normal. Perlu diketahui bahwa tekanan darah tinggi merupakan indikator kesehatan ibu hamil dan janin yang dapat membantu dokter mendiagnosa gangguan kesehatan selama kehamilan.
Tekanan darah yang normal adalah 120/80 mmHg. Namun seorang ibu hamil akan dikatakan mengalami tekanan darah tinggi jika tekanan darahnya mencapai 140/90 mmHg. Beberapa gejala hipertensi yang dirasakan bunda saat hamil adalah sakit kepala, pandangan/penglihatan kabur, kram perut, sesak napas, dan pembengkakan pada tangan dan wajah.
Penyebab Hipertensi
Hipertensi pada masa kehamilan terbagi menjadi dua jenis, jika didasari oleh penyebabnya, yaitu hipertensi kronis dan hipertensi gestasional. Berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention, hipertensi kronis bisa terjadi karena adanya riwayat hipertensi yang pernah dialami ibu sebelum hamil sehingga hal tersebut berlanjut selama kehamilan dan setelah melahirkan.
Sedangkan, hipertensi gestasional adalah peningkatan tekanan darah yang lebih tinggi dari normal yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan, tanpa riwayat hipertensi sebelum kehamilan. Saat ini tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan hipertensi gestasional. Namun, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko bunda mengalami kondisi ini adalah kehamilan pertama, hamil sebelum usia 20 tahun, atau mengidap diabetes.
American College of Obstetrics and Gynecology, juga menyebutkan bahwa tekanan darah ibu hamil yang menderita hipertensi ringan bisa kembali normal setelah melahirkan meski tanpa perawatan khusus. Nah untuk hipertensi yang parah, kasus ini memerlukan penanganan segera karena berisiko menyebabkan preeklampsia.
Cara Mengatasi Hipertensi Pada Kehamilan
Hipertensi pada masa kehamilan merupakan kondisi yang harus selalu dipantau oleh dokter. Itulah mengapa penting bagi setiap bunda yang sedang hamil untuk memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan secara rutin.
Dokter kandungan meresepkan obat anti hipertensi seperti metildopa untuk mengobati tekanan darah tinggi selama kehamilan. Obat yang dipilih dokter biasanya disesuaikan dengan kondisi kehamilan agar tidak mempengaruhi janin.
Saat menerima konsultasi hipertensi dari dokter, bunda harus ingat untuk meminum obat sesuai dengan dosis dan anjuran dari dokter. Jangan berhenti minum atau mengubah dosis secara tiba-tiba tanpa berkonsultasi dengan dokter kandungan bunda ya!
Selain itu bunda juga harus menghindari juga penggunaan obat-obatan atau pengobatan herbal yang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah, apalagi jika belum ada bukti ilmiah yang jelas. Ibu hamil juga dianjurkan untuk rutin berolahraga, makan makanan bergizi, istirahat yang cukup dan kelola stres dengan baik. Serta bunda harus menghindari asap rokok baik itu sebagai perokok aktif dan pasif, serta tidak minum minuman beralkohol.
Nah untuk mencegah berbagai dampak hipertensi selama kehamilan, jangan lupa untuk bunda melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan ya! Sehingga bunda dan pasangan dapat terus memantau status kesehatan ibu dan janin dengan baik.
***
Korset New Life Telah Berdiri sejak 1990 dan Telah Membantu Ratusan Ribu Wanita Mendapatkan Kembali Kepercayaan Dirinya. Cari tahu lebih Lanjut Mengenai Korset New Life DISINI!