Lahiran caesar adalah salah satu prosedur persalinan yang bisa menjadi pilihan ketika kamu takut untuk melahirkan secara normal. Persalinan caesar sendiri dilakukan melalui operasi pembedahan perut dan rahim.
Namun, sebelum memutuskan untuk melahirkan secara caesar, sebaiknya kenali terlebih dulu proses dan risikonya.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar proses lahiran caesar, yuk simak artikel berikut ini!
Proses Lahiran Caesar
Lahiran caesar adalah salah satu proses persalinan yang bisa dilakukan secara darurat maupun terencana.
Pada umumnya, dokter akan memberikan saran kepada ibu hamil untuk melakukan operasi caesar apabila tidak memungkinkan melahirkan normal.
Pelaksanaan lahiran caesar sendiri melalui beberapa proses yang berlangsung kurang lebih selama 40-60 menit. Adapun proses lahiran caesar adalah sebagai berikut.
- Dokter akan memberikan obat bius atau anestesi kepada pasien. Jenis anestesinya sendiri adalah suntik epidural atau spinal block yang berguna untuk membuat tubuh bagian bawah menjadi mati rasa. Pada beberapa kasus darurat, dokter akan memberikan anestesi umum, sehingga pembiusan terjadi secara menyeluruh dan membuat pasien tertidur.
- Sembari menunggu anestesi bekerja, petugas medis akan mulai memasang kain untuk menghalangi penglihatan pasien ke area pembedahan. Hal ini bertujuan untuk menjaga area pembedahan agar tetap steril serta membuat pasien tetap tenang.
- Saat obat bius atau anestesi sudah bekerja, dokter akan mulai mengoleskan antiseptik ke bagian perut pasien.
- Setelah itu, dokter akan menyayat secara horizontal pada perut pasien, yaitu di area atas tulang kemaluan, sampai otot perut.
- Apabila pisau operasi sudah mencapai otot perut, maka dokter akan membuka jalan untuk menjangkau rahim secara manual.
- Dokter juga akan membuat sayatan horizontal pada bagian bawah rahim. Pada proses ini, dokter bisa melihat posisi bayi.
- Proses penarikan bayi umumnya akan dilakukan dari bagian kepala. Namun, apabila posisi bayi sungsang, maka penarikan dari bagian kaki. Proses penarikan bayi ini akan membuat pasien merasakan tekanan pada perutnya.
- Setelah bayi lahir, tali pusarnya akan dipotong dan pasien sudah bisa melihat bayinya sebelum akhirnya diserahkan kepada dokter anak maupun perawat untuk dilakukan pemeriksaan serta pembersihan.
- Selanjutnya, dokter akan mengeluarkan plasenta, lalu menutup sayatan pada rahim dan perut dengan jahitan.
Risiko Lahiran Caesar
Pada dasarnya, lahiran caesar yang berlangsung lancar juga bisa menimbulkan risiko, baik pada ibu maupun bayi. Adapun beberapa risiko operasi caesar adalah sebagai berikut.
1. Risiko Operasi Caesar pada Ibu
Seorang ibu yang melakukan operasi caesar umumnya tidak memiliki masalah pada kehamilan selanjutnya. Pasalnya, ibu akan menjalani persalinan pervaginam pasca operasi caesar atau VBAC saat melahirkan bayi berikutnya.
Meski begitu, operasi caesar sendiri bisa menimbulkan efek samping pada ibu pasca melahirkan. Adapun efek samping operasi caesar pada ibu adalah sebagai berikut.
- Cedera operasi.
- Infeksi pada luka jahitan operasi.
- Pendarahan pada area operasi.
- Meningkatkan risiko ruptur uteri.
- Mengalami gangguan pada kehamilan berikutnya, seperti perlengketan rongga perut atau rahim.
- Adanya gumpalan darah dalam rongga perut atau rahim.
- Reaksi alergi terhadap obat, seperti gatal dan mual.
2. Risiko Operasi Caesar pada Bayi
Selain pada ibu, risiko lahiran caesar juga bisa terdapat pada bayi. Adapun beberapa risiko operasi caesar pada bayi, antara lain yaitu.
- Kesulitan bernapas. Risiko ini kerap terjadi pada bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 39 minggu. Meski begitu, kondisi ini bisa lekas membaik setelah memperoleh perawatan intensif di rumah sakit selama beberapa hari.
- Adanya luka pada kulit. Hal ini bisa terjadi secara tidak sengaja saat rahim terbuka.
Tips Merawat Luka Operasi Caesar
Pada dasarnya, untuk mempercepat proses penyembuhan luka operasi caesar, kamu bisa melakukan sejumlah upaya. Adapun beberapa tips merawat luka lahiran caesar adalah.
1. Menjaga Kebersihan pada Luka Jahitan
Salah satu tips merawat luka operasi caesar adalah dengan menjaga kebersihan pada area luka jahitan. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya iritasi atau infeksi kulit.
Untuk menjaga kebersihan tersebut, kamu perlu memastikan tangan tetap steril pada setiap proses perawatan luka.
Bukan hanya itu, kamu juga perlu memastikan agar jahitan tidak terkena air. Untuk itu, saat membersihkan badan, kamu dapat menyekanya menggunakan air hangat.
2. Mengganti Perban
Tips merawat luka pasca operasi caesar selanjutnya adalah mengganti perbannya secara rutin. Pergantian perban pada luka jahitan umumnya dilakukan tiga hari setelah operasi sesar.
Kamu bisa memilih perban yang tahan akan air, sehingga tetap aman saat terkena air ketika sedang mandi. Dengan begitu, tubuhmu pun juga akan lebih bersih.
3. Menggunakan Bantal pada Perut
Tips merawat luka pasca lahiran caesar lainnya adalah menggunakan bantal pada perut. Pasalnya, setelah menjalani operasi caesar, perut akan terasa nyeri serta tidak nyaman.
Maka dari itu, untuk membuatmu lebih nyaman saat duduk maupun tidur, kamu bisa menggunakan bantal yang lembut selama beberapa hari pasca melahirkan.
4. Melatih Gerak Otot
Tips merawat luka pasca operasi caesar yang terakhir adalah melatih gerak otot. Sebab, setelah operasi, beberapa otot tubuh akan terasa kaku, sehingga perlu dilemaskan kembali.
Kamu bisa melatihnya dengan menggerakkan mulut, tertawa, menyusui, maupun berjalan ringan, sehingga otot tubuh dapat kembali lemas.
Penutup
Demikian penjelasan mengenai proses lahiran caesar, risiko, serta tips merawat luka jahitan pasca operasi.
Selain mengikuti beberapa tips tersebut, kamu juga bisa memulihkan luka bekas jahitan caesar dengan menggunakan korset New Life pasca operasi.
Korset New Life bukan hanya membantu mempercepat pemulihan luka bekas operasi, tetapi juga mengurangi lemak pada otot perut dan pinggul, sehingga bentuk tubuhmu kembali seperti semula.
Untuk itu, yuk segera beli produknya di New Life Official Store, e-commerce, maupun WhatsApp!