Air ketuban adalah jenis cairan dalam kandungan yang penting untuk dijaga kenormalannya. Pasalnya, cairan tersebut berperan untuk mengoptimalkan perkembangan janin selama berada dalam kandungan. Itulah mengapacperlu mengetahui ciri-ciri air ketuban normal.
Sebab, dengan mengetahui ciri-cirinya, moms dapat segera mencari penanganan apabila terdapat tanda ketidaknormalan pada air ketuban. Lantas, apa saja ciri-ciri air ketuban normal? Untuk mengetahui jawabannya, yuk simak artikel berikut!
Ciri-Ciri Air Ketuban Normal
Air ketuban adalah cairan yang akan dikeluarkan oleh moms saat sedang menjalani persalinan. Cairan tersebut berfungsi untuk melindungi bayi selama dalam kandungan. Maka dari itu, tingkat kenormalannya perlu dijaga. Adapun beberapa ciri-ciri air ketuban normal adalah sebagai berikut.
1. Warna Bening atau Kekuningan
Salah satu ciri-ciri air ketuban normal adalah memiliki warna bening agak keruh atau kuning pucat. Kondisi ini termasuk ciri yang normal. Dalam beberapa kondisi, warna air ketuban ini dapat berubah dan bisa jadi menandakan masalah tertentu.
Misalnya, warna air ketuban yang kehijauan karena telah bercampur dengan feses pertama dari janin. Sementara itu, air ketuban juga dapat berwarna merah atau merah kecokelatan karena bercampur darah atau adanya tanda kematian pada janin dalam kandungan.
2. Tidak Berbau
Ciri-ciri air ketuban normal berikutnya adalah tidak memiliki bau atau sedikit bau. Hal ini bisa tampak ketika air ketuban keluar atau merembes. Jadi, apabila moms melihat air ketuban yang menunjukkan bau manis atau amis ketika keluar, sebaiknya periksakan ke dokter karena bisa jadi ada masalah tertentu pada kehamilan.
3. Wujud
Ciri-ciri air ketuban normal selanjutnya adalah wujudnya encer dan tidak kental. Berbeda dari cairan keputihan yang cenderung lebih kental dan keruh. Biasanya, ketika air ketuban keluar dari vagina dan menempel pada pakaian, maka akan meninggalkan bekas berupa bintik-bintik.
4. Volume
Ciri-ciri air ketuban normal yang terakhir dapat moms lihat dari kadar volumenya. Pada dasarnya, menjaga volume air ketuban dalam jumlah normal adalah hal penting. Pasalnya, kekurangan atau kelebihan air ketuban dapat menimbulkan masalah pada kehamilan. Adapun volume air ketuban normal adalah sebagai berikut:
- Usia kehamilan 12 minggu: 60 mililiter.
- Usia kehamilan 16 minggu: 175 mililiter.
- Usia kehamilan 34-38 minggu: 400-1.200 mililiter.
Gangguan pada Air Ketuban
Pada umumnya, air ketuban juga rentan mengalami masalah pada masa kehamilan. Adapun beberapa jenis gangguan pada air ketuban adalah sebagai berikut.
1. Oligohidramnion
Salah satu gangguan pada air ketuban adalah oligohidramnion atau air ketuban berkurang. Kondisi ini umumnya dapat ditandai dengan ukuran rahim yang lebih kecil daripada seharusnya dan berkurangnya pergerakan pada janin. Masalah pada air ketuban ini rentan Bunda alami ketika memiliki riwayat preeklamsia, diabetes, hipertensi, masalah plasenta, kehamilan kembar, kelainan janin, hingga kantung ketuban bocor dini.
Air ketuban yang terlalu sedikit umumnya menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin menjadi terhambat. Selain itu, janin juga rentan mengalami permasalahan pernapasan karena paru-paru tidak berkembang dengan baik dan asupan oksigen berkurang. Maka dari itu, jika mengalami kondisi ini, sebaiknya lekas periksa ke dokter kandungan.
2. Polihidramnion
Polihidramnion adalah kondisi ketika cairan ketuban terlalu berlebihan. Hal ini membuat janin dan rahim berkembang lebih cepat daripada seharusnya. Kondisi tersebut dapat membuat Bunda merasa tidak nyaman pada area perut, sesak napas, timbul kontraksi rahim, nyeri punggung, hingga pembengkakan pada kaki maupun pergelangan tangan.
Kondisi ini rentan terjadi pada ibu hamil yang memiliki kelainan janin, masalah genetik pada janin, kehamilan kembar, diabetes gestasional, sifilis, hingga toksoplasmosis. Ketika Bunda mengalami masalah tersebut, umumnya dokter dan tim medis akan melakukan pengawasan, karena polihidramnion bisa meningkatkan risiko ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.
3. Korioamnionitis
Jenis gangguan pada air ketuban yang terakhir adalah korioamnionitis. Kondisi ini terjadi ketika adanya infeksi pada air ketuban dan plasenta. Umumnya, ibu hamil yang mengalami korioamnionitis cenderung rentan mengalami kelahiran prematur.
Adapun penyebab korioamnionitis adalah akibat infeksi beberapa jenis bakteri, seperti bakteri anaerob, E. coli, hingga bakteri streptokokus B. Kondisi ini rentan menyerang area dubur, anus, serta vagina. Selain itu, kondisi ini juga banyak dijumpai pada ibu hamil yang mengalami ketuban pecah dini, sehingga meningkatkan risiko masuknya bakteri pada rahim.
Meski tidak selalu menunjukkan gejala tertentu, tetapi banyak ibu hamil yang mengalami sejumlah tanda saat terserang korioamnionitis, seperti peningkatan denyut jantung, keluarnya keputihan yang tidak biasa, demam, air ketuban berbau tidak sedap, hingga rahim terasa sakit. Maka dari itu, apabila Bunda mengalami beberapa gejala demikian, sebaiknya lekas kunjungi dokter agar segera memperoleh penanganan.
Penutup
Itulah sederet informasi mengenai ciri-ciri air ketuban normal serta gangguan pada air ketuban. Pada dasarnya, menjaga warna dan jumlah air ketuban agar tetap normal adalah hal penting. Maka dari itu, moms perlu menjaga kesehatan diri dengan menerapkan gaya hidup yang baik selama masa kehamilan.
Dengan begitu, kesehatan moms dan janin dalam kandungan pun tetap terjaga. Untuk mengetahui gaya hidup sehat yang dapat kamu terapkan selama masa kehamilan, langsung saja cek situs New Life!