fbpx

Ciri-Ciri Terjadi Infeksi Setelah Kuret untuk Ibu Perhatikan

Ciri-Ciri Terjadi Infeksi Setelah Kuret untuk Ibu Perhatikan

Kuret adalah prosedur yang biasa dijalani setelah mengalami keguguran. Meskipun dokter melakukannya sesuai prosedur dan steril, infeksi pasca kuret bisa saja terjadi. Maka dari itu, ibu perlu mengetahui ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret agar bisa segera mendapatkan penanganan.

Selain infeksi, kuret sendiri memiliki efek samping lainnya. Untuk memahami lebih lanjut seputar ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret dan efek sampingnya, simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Ciri-Ciri Terjadi Infeksi Setelah Kuret

Infeksi adalah salah satu efek samping kuret yang bisa terjadi. Pada dasarnya, efek samping ini jarang terjadi. Meskipun demikian, ibu perlu mengetahui ciri-cirinya agar bisa segera menanganinya dengan tepat. Adapun beberapa ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret adalah sebagai berikut.

  • Pusing yang berlangsung lama.
  • Demam.
  • Pendarahan yang cukup berat. Hal ini kemungkinan membuat ibu harus mengganti pembalut setiap beberapa jam sekali.
  • Merasakan kram perut yang berlangsung lebih dari 48 jam.
  • Keluarnya cairan berbau busuk dari vagina.
  • Rasa sakit di area rahim maupun vagina terasa semakin memburuk.

Saat ibu merasakan sejumlah kondisi di atas, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter. Selain itu, ibu juga bisa melakukan pencegahan dengan tidak memasukkan benda apa saja ke dalam vagina sampai dokter memperbolehkannya.

Efek Samping Kuret

Pada dasarnya, setelah menjalani kuret atau kuretase, ibu perlu menunggu masa pemulihan terlebih dulu. Akan tetapi, prosedur yang telah dilakukan secara teliti dan aman pun juga bisa menimbulkan efek samping.

Adapun beberapa efek samping kuret yang bisa terjadi adalah sebagai berikut:

1. Jaringan Parut di Dinding Rahim

Salah satu efek samping kuret yang mungkin terjadi adalah adanya jaringan parut pada dinding rahim. Kondisi ini juga bisa ibu sebut dengan sindrom Asherman.

Baca Juga  Perlengkapan Bayi Baru Lahir yang Harus Dibawa ke Rumah Sakit

Meskipun jarang terjadi, kondisi tersebut bisa memicu siklus menstruasi yang tidak seperti biasanya, infertilitas, hingga keguguran. Biasanya, jaringan parut ini bisa diatasi melalui prosedur operasi.

2. Perforasi Rahim

Komplikasi setelah kuret selanjutnya adalah perforasi rahim. Hal ini terjadi ketika adanya lubang maupun luka di dinding rahim. Kondisi tersebut biasanya terjadi saat sedang membuat lubang rahim menggunakan alat bedah. 

Pada umumnya, perforasi rahim lebih rentan terjadi pada wanita yang telah mengalami menopause maupun wanita yang baru saja hamil. Meskipun demikian, ibu tak perlu panik, karena perforasi rahim umumnya dapat sembuh dengan sendirinya.

Akan tetapi, apabila terdapat organ lain maupun pembuluh darah yang mengalami kerusakan, kemungkinan ibu membutuhkan prosedur lanjutan agar bisa memperbaikinya.

3. Kerusakan Serviks

Efek samping kuret berikutnya adalah kerusakan pada serviks atau leher rahim. Kondisi ini bisa membuat darah keluar terus-menerus. Untuk menghentikannya, dokter umumnya akan memberikan obat untuk membantu menutup lukanya lewat jahitan.

Dengan begitu, pendarahan bisa berhenti. Di samping itu, kerusakan serviks ini bisa ibu hindari dengan pemberian pengobatan khusus sebelum menjalani prosedur kuretase.

4. Infeksi

Efek samping kuret lainnya adalah ibu kemungkinan bisa mengalami infeksi. Kondisi ini biasanya jarang terjadi pada wanita yang usai menjalani kuret.

Meski begitu, infeksi bisa menunjukkan sejumlah gejala, seperti nyeri perut, keluarnya darah atau nanah dari vagina, hingga demam. Biasanya, dokter akan memberikan antibiotik untuk membantu mengatasi gejala infeksi tersebut.

5. Perdarahan

Efek samping kuret yang terakhir adalah terjadinya perdarahan berlebihan. Pada dasarnya, pasca kuret, ibu akan mengalami perdarahan ringan yang berhenti setelah beberapa hari.

Akan tetapi, ketika prosedur kuret menimbulkan luka di dinding rahim atau terdapat gangguan pembekuan darah, maka bisa menimbulkan perdarahan.

Baca Juga  Proses Perkembangan Janin 1 sampai 9 Bulan

Pemulihan Pasca Kuretase

Setelah menjalani prosedur kuret atau kuretase, ibu perlu melakukan pemulihan diri terlebih dulu. Pada dasarnya, ibu bisa lekas pulih setelah 1-2 hari pasca pelaksanaan kuret. Meski begitu, setiap wanita akan mengalami masa pemulihan yang berbeda-beda.

Nah, untuk mendukung ibu agar bisa segera beraktivitas normal kembali, berikut ini adalah beberapa upaya pemulihan pasca kuretase yang bisa ibu lakukan:

  • Gunakan pembalut untuk mengurangi terjadinya perdarahan. Meski begitu, ibu perlu menghindari pemakaian tampon maupun produk pembersih vagina kurang lebih selama dua minggu pasca kuretase.
  • Menghindari hubungan seksual selama kurang lebih dua minggu pasca kuretase atau ketika ibu telah pulih sepenuhnya. Tujuannya adalah untuk menurunkan risiko terjadinya infeksi rahim.
  • Menghindari aktivitas fisik yang intens atau mengangkat beban berat agar tidak mengalami cedera dan menimbulkan rasa nyeri.

Di samping itu, ibu juga perlu rutin berkonsultasi kepada dokter setelah menjalani kuret. Tujuannya adalah untuk memantau kondisi ibu dan memastikan bahwa rahim telah pulih. Selain itu, berkonsultasi juga penting untuk memastikan bahwa ibu tidak mengalami infeksi di leher rahim.

Penutup

Demikian sederet penjelasan seputar ciri-ciri terjadi infeksi setelah kuret dan efek sampingnya. Pada dasarnya, setelah menjalani kuret, ibu perlu memperhatikan aktivitas sehari-hari, seperti menghindari mengangkat beban berat atau menjalani kegiatan yang membuat lelah.

Hal itu bertujuan untuk menghindari infeksi dan mempercepat pemulihan. Nah, jika ingin mengetahui informasi lain seputar kehamilan, baca selengkapnya dalam situs New Life!

Open chat
Hello 👋
Can we help you?