fbpx

5 Ciri-Ciri Air Ketuban Keluar yang Harus Ibu Hamil Ketahui

5 Ciri-Ciri Air Ketuban Keluar yang Harus Ibu Hamil Ketahui

Pecahnya air ketuban adalah salah satu tanda bahwa proses melahirkan akan segera datang. Akan tetapi, dalam sejumlah kasus, ketuban bisa pecah saat usia dini. Nah, salah satu ciri-ciri air ketuban keluar adalah Bunda merasakan tekanan maupun letupan tanda ada rasa sakit.

Kondisi tersebut terjadi karena adanya kontraksi pada rahim yang membuat perut terasa tertekan. Meski begitu, hal ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut seputar ciri-ciri air ketuban

Ciri-Ciri Air Ketuban Keluar

Air ketuban adalah cairan pelindung janin selama berada dalam kandungan. Cairan tersebut berfungsi untuk menunjang tumbuh kembang janin serta mengatur suhu rahim agar tetap normal. Pada umumnya, selaput ketuban akan pecah dan mengeluarkan cairan dari vagina. Kondisi ini biasanya terjadi sebagai tanda persalinan akan segera datang.

Akan tetapi, dalam sejumlah kasus, air ketuban juga bisa keluar lebih dini atau jauh hari sebelum masa persalinan dan janin belum berkembang sempurna. Kondisi ini tentu dapat membahayakan Bunda maupun janin dalam kandungan. Lantas, bagaimana ciri-ciri air ketuban keluar? Berikut ini adalah sejumlah tanda ketuban pecah yang perlu Bunda ketahui.

1. Cairan Berwarna Jernih dan Tidak Menimbulkan Bau

Salah satu ciri-ciri air ketuban keluar adalah cairannya berwarna jernih dan tidak mengeluarkan bau. Meski begitu, sejumlah ibu hamil merasakan adanya bau amis seperti klorin. Di sisi lain, air ketuban yang keluar juga mempunyai warna bening atau kekuningan. Terkadang juga terdapat sedikit lendir yang menempel pada pakaian. Selain itu, bekas keluarnya air ketuban juga bisa muncul garis-garis darah dalam jumlah sedikit.

2. Adanya Rembesan yang Tidak Terkendali

Ciri-ciri air ketuban keluar lainnya adalah Bunda merasakan adanya rembesan maupun tetesan yang tidak terkendali. Keluarnya air ketuban ini bisa berupa tetesan perlahan atau justru semburan yang deras dari vagina. Selain itu, jumlah air yang keluar juga tergantung berdasarkan besarnya robekan pada vagina.

Baca Juga  Apa itu Kegemukan? Ini Penyebab, Gejala, & Penanganannya

Di samping itu, apabila kantung ketuban pecah di posisi bawah kepala bayi, airnya akan menumpuk serta menyembur keluar dengan deras. Akan tetapi, jika posisi cairan berada lebih tinggi daripada kepala bayi, maka air yang keluar pun relatif sedikit-sedikit atau tidak terlalu deras.

Pada kebanyakan kasus, saat ibu hamil hendak melahirkan, cairan ketuban yang keluar relatif tidak terkontrol. Bahkan, cairan tersebut bisa mencapai 2,5-3 cangkir. Maka dari itu, apabila mengalami pecahnya ketuban, sebaiknya lekas kunjungi dokter kandungan agar segera memperoleh penanganan.

3. Merasa Ingin Buang Air Kecil

Ciri-ciri air ketuban keluar berikutnya adalah Bunda merasa ingin terus buang air kecil. Kondisi ini mirip dengan masalah inkontinensia ketika seseorang tak dapat menahan buang air kecil. Pada ibu hamil pemula, mungkin akan menganggap bahwa hal ini menunjukkan bahwa dirinya hendak buang air kecil. Padahal, kondisi tersebut menunjukkan bahwa air ketuban telah pecah.

4. Tidak Lengket atau Kental

Ciri-ciri air ketuban keluar selanjutnya adalah teksturnya cair, sangat tipis, dan tidak kental. Hal ini berbeda dengan ciri-ciri keputihan yang relatif kental dan memiliki beragam warna, seperti bening atau abu-abu. Namun, dalam beberapa kondisi, umumnya air ketuban keluar juga disertai dengan keputihan.

5. Muncul Tekanan yang Tidak Sakit di Perut Bawah

Ciri-ciri air ketuban keluar yang terakhir adalah munculnya tekanan atau letupan di bagian perut bawah. Tekanan pada perut ini umumnya tidak terasa sakit. Bahkan, beberapa ibu hamil akan mendengar adanya suara letupan di area rahim sebelum air ketuban keluar. Adanya tekanan pada perut ini terjadi karena kontraksi rahim. Nah, kontraksi rahim tersebut umumnya akan semakin meningkat pasca air ketuban keluar.

Baca Juga  Kegiatan Ibu Hamil yang Sehat dan Aman

Hal yang Perlu Ibu Hamil Lakukan saat Air Ketuban Keluar

Pada umumnya, cairan ketuban tidak selalu keluar saat hendak persalinan, tetapi juga dapat keluar lebih dini. Maka dari itu, adalah beberapa hal yang perlu ibu hamil perhatikan. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Bunda lakukan saat air ketuban keluar.

1. Ketubah Pecah pada Kehamilan di Bawah 34 Minggu

Apabila air ketuban pecah pada usia kehamilan di bawah 34 minggu, maka dokter kandungan akan menyarankan Bunda untuk menahan kehamilan atau ekspektan. Hal ini bertujuan untuk mematangkan paru-paru janin terlebih dulu. Keputusan tersebut pun akan diambil oleh dokter setelah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap kondisi ibu hamil.

Di samping itu, Bunda juga sebaiknya melakukan bedrest dan memperoleh antibiotik agar menghindari risiko infeksi serta mengoptimalkan proses pematangan paru-paru bayi dalam kandungan. Akan tetapi, jika pemeriksaan menunjukkan bahwa volume air ketuban sudah tidak cukup, janin kekurangan oksigen (fetal distress), maupun muncul infeksi, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi caesar atau tindakan kelahiran prematur.

2. Ketuban Pecah pada Kehamilan 34-36 Minggu

Di sisi lain, apabila Bunda mengalami pecah ketuban pada usia kehamilan 34-36 minggu, maka petugas medis akan memeriksa kondisinya terlebih dulu. Pada dasarnya, pilihan yang akan dokter tawarkan serupa dengan pecahnya ketuban di bawah 34 minggu, yakni menahan kehamilan atau segera melakukan persalinan.

3. Ketuban Pecah pada Kehamilan 36 Minggu

Apabila air ketuban keluar pada usia kehamilan 36 minggu, dokter umumnya akan menyarankan untuk melakukan proses lahiran. Pasalnya, pada usia tersebut, paru-paru bayi telah matang serta berat badannya juga cukup. Akan tetapi, jika Bunda mempunyai riwayat diabetes, maka dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan terlebih dulu.

Baca Juga  Panduan Penggunaan Korset Pasca Melahirkan Caesar

4. Ketuban Berbau dan Berwarna Gelap

Ketika air ketuban yang keluar mengeluarkan bau tak sedap, berwarna kecokelatan atau kehijauan, serta mengandung darah dalam jumlah banyak, maka Bunda harus segera menemui dokter kandungan. Pasalnya, kondisi tersebut berbahaya bagi janin. Hal ini menunjukkan bahwa bayi telah mengeluarkan mekonium atau feses pertamanya, sehingga dokter kandungan perlu melakukan pemeriksaan. Tujuannya adalah untuk memastikan apakah bayi telah menelan air ketuban yang mengandung mekonium atau tidak.

5. Ibu Hamil Terinfeksi GBS

Streptokokus Grup B (GBS) adalah suatu jenis bakteri dalam usus yang bisa hidup berkoloni di vagina serta dapat menular ke janin selama persalinan. Maka dari itu, pada usia kehamilan 36-37 minggu, ibu hamil bisa melakukan uji GBS. Apabila Bunda positif terinfeksi GBS, maka dokter akan melakukan sejumlah tindakan setelah air ketuban pecah untuk menghindari risiko bayi tertular bakteri saat lahiran.

Penutup

Demikian informasi mengenai ciri-ciri air ketuban keluar dan hal yang perlu Bunda lakukan. Pada umumnya, air ketuban akan pecah menjelang persalinan. Akan tetapi, jika kondisi tersebut terjadi terlalu dini, sebaiknya lekas berkunjung ke dokter untuk memperoleh penanganan yang tepat. Nah, jika Bunda ingin mengetahui informasi terbaru seputar kehamilan, selalu kunjungi situs New Life!

Produk Pilihan
Bingung Mau Pilih Korset yang Mana?